Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu^^
Malam semuaaa, apa kabar nih? lama ya adzra ga ngeblog lagi hehe. Belum lama ini, Adzra dapet tugas nih dari guru IPS di sekolah. Banyak temen-temen yang kebingungan dan ya ngeluh gitu deh sama tugas ini. Katanya tugasnya susah, cari datanya ribet, banyak yang rancu, kebanyakan, dan blablabla.... Jadi kita disuruh ngeringkas materi tentang perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lumayan sih yang harus dikerjain, tapi .... setelah melewati badai, mengarungi luasnya samudra, membawa beratnya kantung mata (oke, ini makin gak jelas._.) Adzra dapet nilai A yeayy! Kalo dalam angka nilainya sembilan lah ya, hehe alhamdulillah gak sia-sia perjuanganku.
Nah buat temen-temen semua yang lagi dapet tugas ini atau iseng-iseng mau cari tahu, bisa liat di post adzra kali ini. Eitss.. kalau ada kesalahan informasi jangan lupa diingetin yah, kan Adzra manusia, tempatnya salah. Check it out ...
Alhamdulillah, semoga post-an Adzra kali ini dapat membantu teman-teman semua yaa. Jangan lupa, gunakan data ini sebaik mungkin, jangan main coppas aja lho! Hahaha, inget ada malaikat yang selalu mengawasi kalian.
Oke, sekian dulu ya dari Adzra, sampai bertemu di lain kesempatan daaaa..
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Malam semuaaa, apa kabar nih? lama ya adzra ga ngeblog lagi hehe. Belum lama ini, Adzra dapet tugas nih dari guru IPS di sekolah. Banyak temen-temen yang kebingungan dan ya ngeluh gitu deh sama tugas ini. Katanya tugasnya susah, cari datanya ribet, banyak yang rancu, kebanyakan, dan blablabla.... Jadi kita disuruh ngeringkas materi tentang perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lumayan sih yang harus dikerjain, tapi .... setelah melewati badai, mengarungi luasnya samudra, membawa beratnya kantung mata (oke, ini makin gak jelas._.) Adzra dapet nilai A yeayy! Kalo dalam angka nilainya sembilan lah ya, hehe alhamdulillah gak sia-sia perjuanganku.
Nah buat temen-temen semua yang lagi dapet tugas ini atau iseng-iseng mau cari tahu, bisa liat di post adzra kali ini. Eitss.. kalau ada kesalahan informasi jangan lupa diingetin yah, kan Adzra manusia, tempatnya salah. Check it out ...
Perjuangan Fisik
|
No.
|
Nama
Peristiwa
|
Tempat
dan Waktu Kejadian
|
Faktor-Faktor
Penyebab
|
Jalannya
Peristiwa
|
Tokoh-tokoh
Indonesia/Asing yang Terlibat
|
|
1.
|
Insiden Bendera Tunjungan.
|
Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya,
Jawa Timur, 19 September 1945.
|
Ø Beberapa
orang Belanda menaikkan bendera merah putih biru di Hotel Yamato yang
menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya.
Ø Gagalnya
perundingan antara Sudirman (residen Surabaya) dan Mr. W.V.Ch Ploegman untuk
menurunkan bendera.
|
Ø Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman pada malam hari tanggal 19
September 1945, pukul 21.00, mengibarkan bendera
Belanda di
tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, tanpa persetujuan Pemerintah RI
Daerah Surabaya.
Ø Rakyat Surabaya murka dan langsung membanjiri Jl Tunjungan. Tak lama kemudian datanglah Sudirman untuk
berunding dengan Mr. Ploegman agar menurunkan bendera tersebut. Mr. Ploegman
menolak dan terjadilah perkelahian. Ploegman tewas dicekik Sidik, yang
akhirnya tewas pula oleh tentara Belanda. Hariyono dan Sudirman melarikan
diri ke luar hotel.
Ø Berantakannya
perundingan membuat para pemuda mendobrak masuk ke hotel, dan terjadilah
perkelahian. Sementara itu, Hariyono dan Kusno Wibowo memanjat tiang bendera
untuk menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya lalu mengereknya ke
puncak tiang kembali.
|
Ø Mr.
W.V.Ch Ploegman (wakil dari Belanda)
Ø Sudirman
(wakil dari
RI)
Ø Sidik
(pengawal
Sudirman, pembunuh Mr.Ploegman)
Ø Hariyono
(pengawal
Sudirman, perobek bendera)
Ø Kusno
Wibowo
(perobek
bendera)
|
|
2.
|
Tindakan Heroik di Ujung Pandang.
|
Ujung
Pandang, Sulawesi Selatan 28 Oktober 1945.
|
Ø Direbutnya
gedung-gedung vital di Ujung Pandang oleh musuh.
Ø Tindakan
gubernur yang dianggap terlalu lamban dan berhati-hati.
|
Ø Pada
19 Agustus, rombongan Dr. Sam Ratulangi mendarat di Bulukumba dan segera
membentuk pemerintahan daerah.
Ø Pada
28 Oktober para pemuda menyerang gedung-gedung vital di Ujung Pandang untuk
merebutnya kembali. Akibatnya pasukan Australia melucuti mereka dan gerakan
pemuda di pindah ke Polombangkeng.
|
Ø Dr.
Sam Ratulangi
Ø Mr.
Andi Zainal Abidin (sekretaris daerah)
|
|
3.
|
Pertempuran Lima Hari di Semarang
|
Semarang, Jawa Tengah, 15-20 Oktober
1945.
|
Ø Kecurigaan
pemuda Semarang ketika peristiwa penolakan pelucutan senjata tanpa kekerasan
terhadap Pasukan Kidobutai bertepatan dengan mendaratnya pasukan sekutu dan
Belanda di Jawa.
Ø Isu
yang mengabarkan bahwa tentara Jepang meracuni Reservoir Siranda (cadangan
air minum) di Candi Lama, Semarang.
Ø Dibunuhnya dr. Kariadi.
|
Ø Tawanan
Jepang yang kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai mendadak menyerang
sekaligus melucuti senjata 8 anggota Polisi Istimewa yang sedang menjaga
Reservoir Siranda. Mereka dibawa dan disiksa di markas Kidobutai di
Jatingaleh. Puncak kemarahan pemuda Semarang terjadi ketika dr. Kariadi yang
ingin memastikan kebenaran isu diracuninya Reservoir Siranda, ditembak keji
di Jl Pandanaran.
Ø Pada
dini hari 15 Oktober’45, Pasukan Kidobutai menyerang markas BKR di Semarang.
Mereka diserang dari dua jurusan dengan tembakan tekidanto (granat) dan
senapan mesin.Pertempuran yang tidak imbang membuat tentara BKR tidak dapat
mempertahankan markasnya.Pada 17 Oktober, tentara Jepang meminta gencatan
senjata namun diam-diam melakukan penyerangan ke kampung-kampung. Dan
berakhir pada 20 Oktober 1945, ketika kedatangan tentara sekutu di pelabuhan
Semarang yang mempercepat jalannya perdamaian antara Jepang dan Indonesia.
|
Ø dr.
Kariadi
Ø Mr.
Wongsonegoro
(gubernur
Jawa Tengah)
Ø Dr.
Sukaryo dan Sudanco Mirza Sidharta
Ø Mayor
Kido
(pemimpin
Kidobutai)
Ø Kasman
Singodimejo
(wakil
gencatan senjata dari Indonesia)
Ø Jenderal
Nakamura
|
|
4.
|
Pertempuran Medan Area.
|
Medan, Sumatera Utara, 1 Desember
1945.
|
Ø Kedatangan
tentara Sekutu dan NICA di Medan.
Ø Insiden
penginjakan bendera merah putih oleh seorang tentara NICA.
Ø Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu
dengan memasang papan pembatas di sudut-sudut pinggiran Kota Medan.
|
Ø Pada
9 Oktober’45 pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jend. T.E.D Kelly
mendarat di Sumatera Utara diboncengi oleh NICA. Pada 10 Oktober, dibentuklah
TKR Sumatra Timur yang dipimpin oleh Achmad Tahir.
Ø Pada
13 Oktober terjadi insiden pertama di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan, di
mana seorang tentara NICA menginjak-nginjak bendera merah putih yang akhirnya
menimbulkan pertempuran. Pertempuran menjalar ke Pematang Siantar dan
Brastagi.
Ø Pada
18 Oktober, sekutu memberikan ultimatum kepada rakyat Indonesia untuk
menyerahkan seluruh senjatanya pada sekutu.
Ø Pada
1 Desember’45, Sekutu memasang papan-papan bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area”(Batas Resmi Wilayah Medan) di
berbagai sudut Kota Medan. Sejak saat itu, pertempuran makin sengit. Dan
mulai dikenalah istilah Pertempuran Medan Area.
Ø Pada
April 1946, Sekutu berhasil mendesak Pemerintah RI ke luar Kota Medan.
Gubernur, markas Divisi TKR, dan walikota RI dipindah ke Pematang Siantar.
Inggris pun menduduki Medan.
Ø Untuk
menghadapi Inggris pada 10 Agustus’46, di Tebingtinggi diadakan pertemuan
para komandon pasukan yang berjuang di Medan Area. Pada pertemuan ini
berhasil dibentuk satu komando bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan
Area.
Ø Pada
15 Februari 1947, KMA (Komando Medan Area) yang telah mengadakan konsolidasi
selama 3 minggu, mengadakan serangan secara serentak di Front Medan Barat,
Front Medan Area Selatan dan Koridor Medan Belawan. Karna kesalahan
komunikasi, serangan ni gagal dilakukan secara serentak, namun Belanda dibuat
kalang kabut sepanjang malam karna tidak memiliki senjata berat. Jalannya
perang tidak berubah, menjelang subuh pasukan KMA mundur ke daerah Mariendal.
|
Ø Achmad
Tahir
Ø Brigadir
Jend T.E.D. Kelly
Ø Mayor
Hasan achmad
Ø Mayor
Martinus Lubis
Ø Yahya
Hasan dan Letnan Muda Amir Yahya
|
|
5.
|
Pertempuran di Surabaya.
|
Surabaya, Jawa Timur, 10 November
1945.
|
Ø Pihak
Inggris yang ingin menuntut balas atas kematian Mallaby.
Ø Rakyat
Surabaya yang tetep teguh melawan pasukan Inggris untuk mempertahankan
kemerdekaan RI. Serta menolak ultimatum pihak Inggris.
|
Ø Pada
25 Oktober 1949, pasukan AFNEI mendarat di Surabaya dipimpin oleh Brigadir
Jenderal A.W.S. Mallaby.
Ø Pada
26 Oktober, pasukan sekutu dibawah pimpinan Kapten Shaw menyerang penjara Kalisosok.
Membebaskan Kolonel Huiyer (kolonel AL Belanda). Kemudian melakukan
pendudukan terhadap Pangkalan Udara Tanjung Perak, Kantor Pos besar, Gedung
Internatio, dan obyek-obyek vital lainnya.
Ø Pada
27 Oktober, dengan pesawat terbang pasukan Inggris menyebarkan
pamflet-pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur
menyerahkan senjatanya yang dirampas dari Jepang.
Ø Terjadi
pertempuran pertama yang berlangsung sampai 29 Oktober.
Ø Pada
29 Oktober, obyek vital berhasil direbut kembali oleh pemuda Surabaya. Dan
terjadi perundingan antara pihak RI dengan Inggris. Hasil kesepakatan yaitu
menghentikan kontak senjata dan membentuk kontak biro beranggotakan tentara
sekutu dan RI.
Ø Dalam
pertempuran di Jembatan Merah pada 30 Oktober para pemuda menuntut pasukan
Mallaby menyerah. Mallaby menolak, dan terjadilah insiden yang mengakibatkan
Mallaby terbunuh.
Ø Pasukan
Inggris pun mendatangkan bala bantuan di bawa pimpinan Jenderal E.C.
Marsergh. Dan pada 31 Oktober, Jenderal Christison memperingatkan rakyat
Surabaya agar menyerah. Peringatan ini ditolak oleh rakyat Surabaya.
Ø Pada
9 November, pihak Inggris mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya yang
isinya sangat menghina martabat dan harga diri bangsa Indonesia. Ultimatum
tersebut disertai ancaman akan menggempur Surabaya dari darat,laut dan udara
apabila rakyat Surabay tidak menjalankan instruksi sampai pukul 06:00 tanggal
10 November 1945. Ultimatum tersebut ditolak oleh gubernur Jawa Timur.
Ø Pada
10 November terjadilah pertempuran sengit, yan berlangsung selama 3 minggu
dan berakhir di Gunungsari pada 28 November 1945.
|
Ø Jndrl.
Mallaby
Ø Kapten
Shaw
Ø Bung
Tomo
Ø R.M.T.A.
Suryo
Ø Mayjen
Robert Mansergh
Ø Kolonel
Sungkono
Ø Jenderal
Christison
|
|
6.
|
Pertempuran Palagan Ambarawa.
|
Ambarawa, Jawa Tengah, 20 November –
15 Desember 1945.
|
Ø Tentara
sekutu dan NICA mempersenjatai para bekas tawananan tentara Belanda yang
mereka bebaskan.
|
Ø Pada
20 Oktober 1945, pasukan sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang
kemudian mempersenjatai para bekas tawanan.
Ø Pada
26 Oktober 1945 terjadi insiden di Magelang yang berkembang menjadi
pertempuran antara TKR dengan pasukan gabungan sekutu dan NICA.
Ø Insiden
ini berakhir pada 2 November 1945 setelah dibuat kesepakatan antara RI dan
sekutu di Magelang.
Ø Namun
sekutu mengkhianati kesepakatan dan secara diam-diam meninggalkan Magelang
menuju Ambarawa. Resimen Kedu Tengah pun segera melakukan pengejaran. Pada 20
November terjadilah pertempuran di Ambarawa.
Ø Pada
12 Desember 1945 dalam waktu ½ jam pasukan TKR berhasil mengepung musuh di
dalam Kota Ambarawa selama 4 hari 4 malam.
Ø Pada
tanggal 15 Desember 1945, Sekutu pun meninggalkan kota Ambarawa dan mundur ke
Semarang.
|
Ø Ir.
Soekarno (wakil RI)
Ø Brigadir
Bethell (pimpinan Sekutu)
Ø Letnan
Kolonen M.Sarbini (pimpinan Resimen KT)
Ø Letnan
Kolonel Isdiman (Komandan Resimen Banyumas)
Ø Kolonel
Soedirman (pengganti Kolonel Isdiman)
|
|
7.
|
Peristiwa Merah Putih di Manado.
|
Tangsi Teling, Manado, Sulawesi Utara,
14 Februari 1946.
|
Ø Pasukan
NICA yang bertindak sewenang-wenang kepada rakyat Sulawesi Utara.
|
Ø Pada
14 Februari 1946, para pejuang PPI menerbu markas NICA di Teling, membebaskan
para pejuang Indonesia yang ditahan, dan menahan komandan NICA beserta
pasukannya.
Ø Secara
spontan para pejuang Indonesia mengambil bendera Belanda yang berada di pos
penjagaan, merobek warna birunya dan mengibarkannya kembali sebagai bendera
merah putih.
|
Ø Mayor
Wuisan (pemimpin PPI)
|
|
8.
|
Peristiwa Merah Putih di Minahasa
|
Minahasa, 14 Februari 1946.
|
Ø Pasukan
NICA yang bertindak sewenang-wenang kepada rakyat Sulawesi Utara.
|
Ø Persitiwa
ini berhubungan erat dan terjadi bersamaan dengan persitiwa merah putih di
Manado. Persitiwa merah putih di Minahasa adalah sebuah peristiwa yang mendukung
keberhasilan peristiwa di Manado.
Ø Selama
hampir satu bulan yakni sejak tanggal 14 Februari 1946, bendera merah putih
dikibarkan di seluruh penjuru wilayah Minahasa.
|
Ø Seluruh
masyarakat minahasa.
|
|
9.
|
Peristiwa Bandung Lautan Api.
|
Bandung, Jawa Barat, 23 Maret 1946.
|
Ø Seluruh
senjata api penduduk wajib diserahkan ke pasukan Inggris.
Ø Orang-orang
Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan
tindakan-tindakan yang mengusik keamanan rakyat.
Ø Para
pejuang RI tidak rela bila Kota Bandung dimafaatkan oleh pihak Sekutu dan
NICA.
Ø Sekutu
yang tidak mau menerima dengan adil pembagian wilayah Bandung.
|
Ø Pada
12 Oktober 1945, pasukan gabungan Sekutu, Inggris dan NICA mendarat di
Bandung. Sejak awal hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang.
Bentrokan antara Inggris dan TKR sering kali terjadi.
Ø Untuk
meredakan ketegangan, diadakan perundingan antara pihak RI, Sekutu dan NICA.
Hasil perundingan adalah Bandung dibagi menjadi 2 bagian. Wilayah Bandung
Utara diduduki Sekutu, dan Bandung Selatan diduduki RI.
Ø Pada
21 November 1945, TKR melancarkan serangan ke kedudukan Inggris di bagian
utara Bandung. Kemudian sekutu mengeluarkan ultimatum pertama yang
menginginkan agar TKR dan semua pejuang Indonesia segera meninggalkan Bandung
Utara selambat-lambatnya tanggal 29 November1945.
Ø Ultimatum
pertama yang dihiraukan membuat Sekutu mnegeluarkan ultimatum keduanya pada
23 Maret 1946 yang menginginkan agr seluruh pejuang RI meninggalkan Kota
Bandung.
Ø Hari
itu juga, seluruh warga Bandung meninggalkan Bandung dan di malam itu pula
Bandung dibumi hanguskan.
|
Ø Muhammad
Toha (Komandan RI)
Ø Brigadir
MacDonald (Komandan pasukan Inggris)
Ø Kolonel
Abdoel Haris Nasoetion (Komandan Divisi III TRI yang mengumumkan
pengevakusian warga Bandung)
Ø Ramdan
(rekan M.Toha)
|
|
10.
|
Pertempuran Puputan Margarana.
|
Desa Ageng, Kecamatan Margarana,
Tabanan, Bali, 20 November 1946.
|
Ø Keinginan
Belanda mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT).
|
Ø Pada
20 November 1946, pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil merebut senjata polisi
NICA di Tabanan. Kemudian sejak pagi-pagi buta, Belanda mulai melakukan
pengurungan terhadap Desa Marga. Sekitar pukul 10.00 mulai terjadi
pertempuran antara pasukan NICA dan pasukan Ngurah Rai. Karna jumlah pasukan
yang tidak seimbang, pihak RI dapat dikalahkan dan Belanda berhasil membangun
NIT.
|
Ø Kolonel
I Gusti Ngurah Rai (Komandan pasukan RI di Bali)
|
|
11.
|
Pertempuran Merah Putih di Biak.
|
Biak, Papua 14 Maret 1948.
|
Ø Keberadaan
sekutu dan NICA di Papua setelah kemerdekaan RI.
|
Ø Setelah
berita kemerdekaan, rakyat Papua menyerang kamp NICA di Tangsi Sorido.Sekutu
bersama NICA melarang segala kegiatan politik dan pengibaran bendera merah
putih oleh para pemuda Irian.
Ø Kemudian
para pemuda Biak dibawah pimpinan Joseph, melancarkan aksi pengibaran bendera
merah putih di seluruh penjuru Biak. Aksi ini mendapat perlawanan dari
Belanda dan menimbulkan pertempuran. Dikarenakan kekuatan musuh lebih kuat
aksi ini pun dapat digagalkan.
|
Ø Martin
Indey (pimpinan KNI Daerah Papua)
Ø Lucas
Roemkoem (pimpinan Partai Indonesia Merdeka di Biak)
Ø Joseph
|
|
12.
|
Pertempuran di Palembang.
|
Palembang, 1-5 Januari 1947.
|
Ø Belanda
menuntut agar Kota Palembang dikosongkan.
|
Ø Penolakan
para pemuda terhadap tuntutan Belanda untuk mengosongkan wilayah Palembang,
mengakibatkan meletusnya pertempuran. Untuk mengulur waktu, Belanda pun
mengajak berunding.
Ø Pada
saat perundingan sedang berjalan pada tanggal 1 Januari 1947 pertempuran
meletus kembali. Dalam pertempuran, Belanda menggunakan pesawat terbang serta
banyak senjata-senjata berat. Para pejuang kemerdekaan RI memberikan
perlawanan gigih dan berhasil membuat kerugian cukup besar pada pihak
Belanda. Kapal Belanda tenggelam di Sungai Musi, banyak alat perang yang
hancur dapat dilumpuhkan.
Ø Seperlima
kota Palembang hancur setelah pertempuran berlangsung selama 5 hari 5 malam.
Pada tanggal 6 Januari 1947, akhirnya dicapai persetujuan gencatan senjata
antara Belanda dan RI di Palembang.
|
Ø Letda
Ali Usman (pimpinan Batalyon Geni)
|
|
113.
|
Serangan
Umum1 Maret 1949.
|
Yogyakarta,
Jawa Tengah, 1 Maret 1949.
|
Ø Menunjukkan
kepada dunia internasional bahwa pemerintah RI masih ada dan TNI masih
mempunyai kekuatan untuk melakukan perlawanan.
Ø Mematahkan
moral pasukan Belanda.
|
Ø Pada
malam hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan TNI telah mendekati kota
dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan ke dalam kota.
Ø Pada
tanggal 1 Maret 1949, ± pukul 06:00 WIB sewaktu sirine tanda jam malam telah
berakhir berbunyi, serangan umum dilancarkan dari segala penjuru kota.
Ø Pasukan
Belanda yang tanpa persiapan, seketika kalang kabut menghadapi pasukan TNI.
Pihak Belanda segera memanggil bantuan dari kota lain.
Ø Pasukan
TNI berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama 6 jam sesuai dengan rencana
semula. Pukul 12:00 WIB, pasukan TNI mulai mundur keluar kota sebelum pasukan
bantuan Belanda tiba.
|
Ø Letnan
Kolonel Soeharto (pimpinan pasukan TNI dari Brigade 10/Wehkreise III)
Ø Sri
Sultan Hamengkubuwono IX (Kepala DIY)
Ø Letnan
Kolonel Ventje Sumual (pimpinan penyerangan sektor barat)
Ø Mayor
Sardjono (pimpinan penyerangan sektor selatan dan timur)
Ø Mayor
Kusno (pimpinan penyerangan sektor utara)
Ø Letnan
Amir Murtono (pimmpinan penyerangan sektor Kota)
Ø Letnan
Masduki (sektor kota)
|
Perjuangan Diplomasi (Perundingan)
|
No.
|
Nama Perundingan
|
Tempat dan Waktu Kejadian
|
Faktor-Faktor Penyebab
|
Isi Perjanjian
|
Tokoh-tokoh Indonesia/Asing yang Terlibat
|
|
1.
|
Perundingan
Linggarjati.
|
Linggarjati,
Kuningan, Jawa Barat, 10-15 November 1946.
|
Ø Gagalnya
perundingan Hooge Value dan gencatan senjata antara Belanda dengan Indonesia.
|
Ø Pengakuan
secara de facto Pemerintah Belanda
terhadap RI atas Jawa, Sumatera dan Madura.
Ø Pemerintah
RI dan Belanda bersama-sama menyelenggarakan berdirinya negara federasi
bernama Negara Indonesia Serikat (RIS).
Ø Dibentuknya
Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Ratu belanda.
|
Ø Sutan
Sjahrir (wakil RI)
Ø Prof.
Schermerhorn
(wakil
Belanda)
Ø Lord
Killearn (pihak penengah dari Inggris)
|
|
2.
|
Agresi
Militer Belanda-I.
|
Kota-kota
besar di Jawa dan daerah-daerah strategis di Sumatra, 21 Juli 1947.
|
Ø Adanya
perbedaan penafsiran terhadap isi Perjanjian Linggarjati.
Ø Belanda
melanggar kesepakatan gencatan senjata.
|
Tujuan
Agresi Militer Belanda-I :
Ø Tujuan
politik = mengepung ibu kota RI dan menghapuskan kedaulatan RI.
Ø Tujuan
Ekonomi = merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor.
Ø Tujuan
militer = menghancurkan TNI.
|
Ø Pasukan
Belanda
Ø Pasukan
Indonesia
|
|
3.
|
Komisi
Tiga Negara (KTN).
|
25
Agustus 1947.
|
Ø Permusuhan
antara Indonesia dengan Belanda yang tak kunjung usai.
|
Tujuan
dibentuknya KTN :
Mengawasi
secara langsung penghentian tembak-menembak antara Indonesia-Belanda sesuai
dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB.
|
Anggota KTN
:
Ø Belgia→Paul
Van Zeeland
(dipilih
Belanda)
Ø Australia→Richard
Kirby (dipilih Indonesia)
Ø AS→Dr.
Frank Graham (dipilih kedua negara)
|
|
4.
|
Perundingan
Renville.
|
Kapal
Amerika Serikat (USS Renville), 8 Desember 1947 - 17 Januari 1948.
|
Ø Diprakarsai
oleh KTN agar Indonesia dan Belanda segera menghentikan pertikaian.
|
Ø Penghentian
tembak-menembak.
Ø Wilayah
Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi Van Mook, di mana Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta,
dan Sumatera sebagai bagian dari wilayah RI. Dan daerah-daerah di belakang Garis Van Mook harus dikosongkan dari
pasukan RI.
Ø Belanda
bebas membentuk negara-negara federal di daerah yang didudukinya melalui plesbisit (Jajak pendapat) terlebih
dahulu.
Ø Dalam
pembentukan Uni Indonesia-Belanda, Negara Indonesia Serikat akan sederajat
dengan Kerajaan Belanda.
Ø Pemerintah
Indonesia harus menarik seluruh pasukannya dari daerah-daerah gerilya di
daerah yang diduduki Belanda kembali ke wilayah RI.
Ø TNI
harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di
Jawa Barat dan Jawa Timur.
|
Ø Anggota
KTN
Ø R.
Abdul Kadir
Ø Wijoyoatmodjo
(delegasi Belanda)
Ø PM
Mr. Amir Syarifuddin
(delegasi
Indonesia)
|
|
5.
|
Agresi
Militer Belanda-II.
|
Yogyakarta,
19 Desember 1948.
|
Ø Belanda
mengingkari kesepakatan dalam Perundingan Renville.
|
Tujuan
Agresi Militer Belanda-II :
Menghancurkan
Republik dan pemerintahan Indonesia.
|
Ø Ir.
Soekarno
Ø Drs.
Moh. Hatta
Ø Syafruddin
Prawiranegara
|
|
6.
|
Perjanjian
Roem Royen.
|
Hotel
Des Indes, Jakarta, 14 April – 7 Mei 1949.
|
Ø Diprakarsai
oleh UNCI agar Indonesia dan Belanda segera menghentikan permusuhan dan
pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan.
Ø Menyelesaikan
beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sbelum KMB di Den Haag.
|
Delegasi Indonesia menyatakan :
Ø Menghentikan
perang gerilya.
Ø Bekerja
sama mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban serta keamanan.
Ø Kesediaan
pemerintah RI menghandiri KMB. (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag.
Delegasi Belanda menyatakan :
Ø Menyetujui
kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta.
Ø Menghentikan
seluruh gerakan militer dan membebaskan para pemimpin RI serta semua tawanan
politik pada saat Agresi Militer II.
Ø Tidak
mengakui dan tidak akan mendirikan daerah-daerah kekuasaan RI sebelum 19
Desember 1948.
Ø Menyetujui
RI sebagai bagian dari RIS.
Ø Segera mengadakan KMB setelah pemerintahan
RI kembali ke Yogyakarta.
|
Ø Mr.
Moh. Roem
(delegasi
RI)
Ø Dr.
J. H. Van Royen (delegasi Belanda)
|
|
7.
|
Konferensi
Inter Indonesia.
|
· KII-I
= Yogyakarta, 19-22 Juli 1949.
· KII-II
= Jakarta, 30 Juli – 2 Agustus 1949.
|
Ø Persiapan
dengan melakukan pendekatan terhadap BFO terutama mengenai pembentukan RIS
dan untuk menciptakan satu front
menghadapi Belanda.
Ø Konferensi
ini juga bertujuan untuk mengadakan rekonsiliasi antara RI dan BFO yang
dianggap boneka Belanda.
|
Kesepakatan pada KII-I :
Ø Negara
Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).
Ø RIS
dikepalai oleh seorang presiden konstitusional, dibantu oleh menteri-menteri
yang bertanggung jawab kepada DPR.
Ø Akan
dibentuk dua badan perwakilan, DPR dan Dewan Perwakilan negara bagian
(Senat).
Ø Pemerintah
Federal Sementara akan menerima kedaulatan dari pihak Belanda dan RI.
Ø Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional.
Ø TNI
menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam
KNIL.
Ø Pertahanan
negara adalah hak pemerintah RIS. Negara bagian tidak memiliki angkatan
perang sendiri.
Kesepakatan pada KII-II :
Ø Membentuk
panitia persiapan nasional yang bertugas menyelenggarakan suasana tertib
sebelum dan setelah Konferensi Meja Bundar (KMB).
|
Ø Drs.
Moh. Hatta
|
|
8.
|
Perundingan
Konferensi Meja Bundar (KMB).
|
Ridderzaal,
Den Haag, Belanda, 23 Agustus – 2 November 1949.
|
Ø Untuk
meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan perang dan kekerasan.
|
Ø Belanda
mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat selambat-lambatnya
tanggal 30 Desember 1949.
Ø Masalah
status Karasidenan Papua (Irian Barat) akan diselesaikan dalam waktu setahun
sesudah pengakuan kedaulatan.
Ø Akan
dibentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerja sama.
Ø Pengembalian
hak milik Belanda oleh RIS dan pemberian hak konsensi serta izin baru untuk
perusahaan-perusahaan Belanda.
Ø RIS
harus membayar semua hutang Belanda sejak tahun 1942.
Ø Tentara
Belanda ditarik dari Indonesia.
Ø Tentara
Hindia Belanda seperti KNIL dapat ditampung dalam APRIS.
Ø Pemerintah
RIS menerima pegawai pemerintah dari Belanda.
Ø Hubungan
kebudayaan diataskan atas dasar sukarela dan bersifat timbal balik.
Ø Badan-badan
budaya yang mempunyai nilai budaya sangat penting yang dimiliki Belanda dikembalikan
kepada pihak RIS.
|
Ø PM
Belanda, W. Dress
Ø Drs.
Moh. Hatta
(delegasi
Indonesia)
Ø J.H.
van Maarseveen (delegasi Belanda)
Ø Sultan
Hamid II
(delegasi
BFO)
Ø Chritchley,
Merle Cochran, dan Heermans (delegasi UNCI)
|
Alhamdulillah, semoga post-an Adzra kali ini dapat membantu teman-teman semua yaa. Jangan lupa, gunakan data ini sebaik mungkin, jangan main coppas aja lho! Hahaha, inget ada malaikat yang selalu mengawasi kalian.
Oke, sekian dulu ya dari Adzra, sampai bertemu di lain kesempatan daaaa..
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar