Rabu, 01 Oktober 2014

Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu^^
Malam semuaaa, apa kabar nih? lama ya adzra ga ngeblog lagi hehe. Belum lama ini, Adzra dapet tugas nih dari guru IPS di sekolah. Banyak temen-temen yang kebingungan dan ya ngeluh gitu deh sama tugas ini. Katanya tugasnya susah, cari datanya ribet, banyak yang rancu, kebanyakan, dan blablabla.... Jadi kita disuruh ngeringkas materi tentang perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lumayan sih yang harus dikerjain, tapi .... setelah melewati badai, mengarungi luasnya samudra, membawa beratnya kantung mata (oke, ini makin gak jelas._.) Adzra dapet nilai A yeayy! Kalo dalam angka nilainya sembilan lah ya, hehe alhamdulillah gak sia-sia perjuanganku.

Nah buat temen-temen semua yang lagi dapet tugas ini atau iseng-iseng mau cari tahu, bisa liat di post adzra kali ini. Eitss.. kalau ada kesalahan informasi jangan lupa diingetin yah, kan Adzra manusia, tempatnya salah. Check it out ...


Perjuangan Fisik

No.
Nama Peristiwa
Tempat dan Waktu Kejadian
Faktor-Faktor Penyebab
Jalannya Peristiwa
Tokoh-tokoh Indonesia/Asing yang Terlibat
1.
Insiden Bendera Tunjungan.
Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, 19 September 1945.
Ø Beberapa orang Belanda menaikkan bendera merah putih biru di Hotel Yamato yang menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya.
Ø Gagalnya perundingan antara Sudirman (residen Surabaya) dan Mr. W.V.Ch Ploegman untuk menurunkan bendera.
Ø Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman pada malam hari tanggal 19 September 1945, pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya.
Ø Rakyat Surabaya murka dan langsung membanjiri Jl Tunjungan. Tak lama kemudian datanglah Sudirman untuk berunding dengan Mr. Ploegman agar menurunkan bendera tersebut. Mr. Ploegman menolak dan terjadilah perkelahian. Ploegman tewas dicekik Sidik, yang akhirnya tewas pula oleh tentara Belanda. Hariyono dan Sudirman melarikan diri ke luar hotel.
Ø Berantakannya perundingan membuat para pemuda mendobrak masuk ke hotel, dan terjadilah perkelahian. Sementara itu, Hariyono dan Kusno Wibowo memanjat tiang bendera untuk menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya lalu mengereknya ke puncak tiang kembali.
Ø Mr. W.V.Ch Ploegman (wakil dari Belanda)
Ø Sudirman
(wakil dari RI)
Ø Sidik
(pengawal Sudirman, pembunuh Mr.Ploegman)
Ø Hariyono
(pengawal Sudirman, perobek bendera)
Ø Kusno Wibowo
(perobek bendera)
2.
Tindakan Heroik di Ujung Pandang.
Ujung Pandang, Sulawesi Selatan 28 Oktober 1945.
Ø Direbutnya gedung-gedung vital di Ujung Pandang oleh musuh.
Ø Tindakan gubernur yang dianggap terlalu lamban dan berhati-hati.
Ø Pada 19 Agustus, rombongan Dr. Sam Ratulangi mendarat di Bulukumba dan segera membentuk pemerintahan daerah.
Ø Pada 28 Oktober para pemuda menyerang gedung-gedung vital di Ujung Pandang untuk merebutnya kembali. Akibatnya pasukan Australia melucuti mereka dan gerakan pemuda di pindah ke Polombangkeng.
Ø Dr. Sam Ratulangi
Ø Mr. Andi Zainal Abidin (sekretaris daerah)
3.
Pertempuran Lima Hari di Semarang
Semarang, Jawa Tengah, 15-20 Oktober 1945.
Ø Kecurigaan pemuda Semarang ketika peristiwa penolakan pelucutan senjata tanpa kekerasan terhadap Pasukan Kidobutai bertepatan dengan mendaratnya pasukan sekutu dan Belanda di Jawa.
Ø Isu yang mengabarkan bahwa tentara Jepang meracuni Reservoir Siranda (cadangan air minum) di Candi Lama, Semarang.
Ø  Dibunuhnya dr. Kariadi.
Ø Tawanan Jepang yang kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai mendadak menyerang sekaligus melucuti senjata 8 anggota Polisi Istimewa yang sedang menjaga Reservoir Siranda. Mereka dibawa dan disiksa di markas Kidobutai di Jatingaleh. Puncak kemarahan pemuda Semarang terjadi ketika dr. Kariadi yang ingin memastikan kebenaran isu diracuninya Reservoir Siranda, ditembak keji di Jl Pandanaran.
Ø Pada dini hari 15 Oktober’45, Pasukan Kidobutai menyerang markas BKR di Semarang. Mereka diserang dari dua jurusan dengan tembakan tekidanto (granat) dan senapan mesin.Pertempuran yang tidak imbang membuat tentara BKR tidak dapat mempertahankan markasnya.Pada 17 Oktober, tentara Jepang meminta gencatan senjata namun diam-diam melakukan penyerangan ke kampung-kampung. Dan berakhir pada 20 Oktober 1945, ketika kedatangan tentara sekutu di pelabuhan Semarang yang mempercepat jalannya perdamaian antara Jepang dan Indonesia.
Ø dr. Kariadi
Ø Mr. Wongsonegoro
(gubernur Jawa Tengah)
Ø Dr. Sukaryo dan Sudanco Mirza Sidharta
Ø Mayor Kido
(pemimpin Kidobutai)
Ø Kasman Singodimejo
(wakil gencatan senjata dari Indonesia)
Ø Jenderal Nakamura

4.
Pertempuran Medan Area.
Medan, Sumatera Utara, 1 Desember 1945.
Ø Kedatangan tentara Sekutu dan NICA di Medan.
Ø Insiden penginjakan bendera merah putih oleh seorang tentara NICA.
Ø Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan memasang papan pembatas di sudut-sudut pinggiran Kota Medan.
Ø Pada 9 Oktober’45 pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jend. T.E.D Kelly mendarat di Sumatera Utara diboncengi oleh NICA. Pada 10 Oktober, dibentuklah TKR Sumatra Timur yang dipimpin oleh Achmad Tahir.
Ø Pada 13 Oktober terjadi insiden pertama di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan, di mana seorang tentara NICA menginjak-nginjak bendera merah putih yang akhirnya menimbulkan pertempuran. Pertempuran menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi.
Ø Pada 18 Oktober, sekutu memberikan ultimatum kepada rakyat Indonesia untuk menyerahkan seluruh senjatanya pada sekutu.
Ø Pada 1 Desember’45, Sekutu memasang papan-papan bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area”(Batas Resmi Wilayah Medan) di berbagai sudut Kota Medan. Sejak saat itu, pertempuran makin sengit. Dan mulai dikenalah istilah Pertempuran Medan Area.
Ø Pada April 1946, Sekutu berhasil mendesak Pemerintah RI ke luar Kota Medan. Gubernur, markas Divisi TKR, dan walikota RI dipindah ke Pematang Siantar. Inggris pun menduduki Medan.
Ø Untuk menghadapi Inggris pada 10 Agustus’46, di Tebingtinggi diadakan pertemuan para komandon pasukan yang berjuang di Medan Area. Pada pertemuan ini berhasil dibentuk satu komando bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
Ø Pada 15 Februari 1947, KMA (Komando Medan Area) yang telah mengadakan konsolidasi selama 3 minggu, mengadakan serangan secara serentak di Front Medan Barat, Front Medan Area Selatan dan Koridor Medan Belawan. Karna kesalahan komunikasi, serangan ni gagal dilakukan secara serentak, namun Belanda dibuat kalang kabut sepanjang malam karna tidak memiliki senjata berat. Jalannya perang tidak berubah, menjelang subuh pasukan KMA mundur ke daerah Mariendal.
Ø Achmad Tahir
Ø Brigadir Jend T.E.D. Kelly
Ø Mayor Hasan achmad
Ø Mayor Martinus Lubis
Ø Yahya Hasan dan Letnan Muda Amir Yahya
5.
Pertempuran di Surabaya.
Surabaya, Jawa Timur, 10 November 1945.
Ø Pihak Inggris yang ingin menuntut balas atas kematian Mallaby.
Ø Rakyat Surabaya yang tetep teguh melawan pasukan Inggris untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Serta menolak ultimatum pihak Inggris.
Ø Pada 25 Oktober 1949, pasukan AFNEI mendarat di Surabaya dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby.
Ø Pada 26 Oktober, pasukan sekutu dibawah pimpinan Kapten Shaw menyerang penjara Kalisosok. Membebaskan Kolonel Huiyer (kolonel AL Belanda). Kemudian melakukan pendudukan terhadap Pangkalan Udara Tanjung Perak, Kantor Pos besar, Gedung Internatio, dan obyek-obyek vital lainnya.
Ø Pada 27 Oktober, dengan pesawat terbang pasukan Inggris menyebarkan pamflet-pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan senjatanya yang dirampas dari Jepang.
Ø Terjadi pertempuran pertama yang berlangsung sampai 29 Oktober.
Ø Pada 29 Oktober, obyek vital berhasil direbut kembali oleh pemuda Surabaya. Dan terjadi perundingan antara pihak RI dengan Inggris. Hasil kesepakatan yaitu menghentikan kontak senjata dan membentuk kontak biro beranggotakan tentara sekutu dan RI.
Ø Dalam pertempuran di Jembatan Merah pada 30 Oktober para pemuda menuntut pasukan Mallaby menyerah. Mallaby menolak, dan terjadilah insiden yang mengakibatkan Mallaby terbunuh.
Ø Pasukan Inggris pun mendatangkan bala bantuan di bawa pimpinan Jenderal E.C. Marsergh. Dan pada 31 Oktober, Jenderal Christison memperingatkan rakyat Surabaya agar menyerah. Peringatan ini ditolak oleh rakyat Surabaya.
Ø Pada 9 November, pihak Inggris mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya yang isinya sangat menghina martabat dan harga diri bangsa Indonesia. Ultimatum tersebut disertai ancaman akan menggempur Surabaya dari darat,laut dan udara apabila rakyat Surabay tidak menjalankan instruksi sampai pukul 06:00 tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut ditolak oleh gubernur Jawa Timur.
Ø Pada 10 November terjadilah pertempuran sengit, yan berlangsung selama 3 minggu dan berakhir di Gunungsari pada 28 November 1945.
Ø Jndrl. Mallaby
Ø Kapten Shaw
Ø Bung Tomo
Ø R.M.T.A. Suryo
Ø Mayjen Robert Mansergh
Ø Kolonel Sungkono
Ø Jenderal Christison
6.
Pertempuran Palagan Ambarawa.
Ambarawa, Jawa Tengah, 20 November – 15 Desember 1945.
Ø Tentara sekutu dan NICA mempersenjatai para bekas tawananan tentara Belanda yang mereka bebaskan.
Ø Pada 20 Oktober 1945, pasukan sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang kemudian mempersenjatai para bekas tawanan.
Ø Pada 26 Oktober 1945 terjadi insiden di Magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dengan pasukan gabungan sekutu dan NICA.
Ø Insiden ini berakhir pada 2 November 1945 setelah dibuat kesepakatan antara RI dan sekutu di Magelang.
Ø Namun sekutu mengkhianati kesepakatan dan secara diam-diam meninggalkan Magelang menuju Ambarawa. Resimen Kedu Tengah pun segera melakukan pengejaran. Pada 20 November terjadilah pertempuran di Ambarawa.
Ø Pada 12 Desember 1945 dalam waktu ½ jam pasukan TKR berhasil mengepung musuh di dalam Kota Ambarawa selama 4 hari 4 malam.
Ø Pada tanggal 15 Desember 1945, Sekutu pun meninggalkan kota Ambarawa dan mundur ke Semarang.
Ø Ir. Soekarno (wakil RI)
Ø Brigadir Bethell (pimpinan Sekutu)
Ø Letnan Kolonen M.Sarbini (pimpinan Resimen KT)
Ø Letnan Kolonel Isdiman (Komandan Resimen Banyumas)
Ø Kolonel Soedirman (pengganti Kolonel Isdiman)
7.
Peristiwa Merah Putih di Manado.
Tangsi Teling, Manado, Sulawesi Utara, 14 Februari 1946.
Ø Pasukan NICA yang bertindak sewenang-wenang kepada rakyat Sulawesi Utara.
Ø Pada 14 Februari 1946, para pejuang PPI menerbu markas NICA di Teling, membebaskan para pejuang Indonesia yang ditahan, dan menahan komandan NICA beserta pasukannya.
Ø Secara spontan para pejuang Indonesia mengambil bendera Belanda yang berada di pos penjagaan, merobek warna birunya dan mengibarkannya kembali sebagai bendera merah putih.
Ø Mayor Wuisan (pemimpin PPI)
8.
Peristiwa Merah Putih di Minahasa
Minahasa, 14 Februari 1946.
Ø Pasukan NICA yang bertindak sewenang-wenang kepada rakyat Sulawesi Utara.
Ø Persitiwa ini berhubungan erat dan terjadi bersamaan dengan persitiwa merah putih di Manado. Persitiwa merah putih di Minahasa adalah sebuah peristiwa yang mendukung keberhasilan peristiwa di Manado.
Ø Selama hampir satu bulan yakni sejak tanggal 14 Februari 1946, bendera merah putih dikibarkan di seluruh penjuru wilayah Minahasa.
Ø Seluruh masyarakat minahasa.
9.
Peristiwa Bandung Lautan Api.
Bandung, Jawa Barat, 23 Maret 1946.
Ø Seluruh senjata api penduduk wajib diserahkan ke pasukan Inggris.
Ø Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mengusik keamanan rakyat.
Ø Para pejuang RI tidak rela bila Kota Bandung dimafaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA.
Ø Sekutu yang tidak mau menerima dengan adil pembagian wilayah Bandung.
Ø Pada 12 Oktober 1945, pasukan gabungan Sekutu, Inggris dan NICA mendarat di Bandung. Sejak awal hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Bentrokan antara Inggris dan TKR sering kali terjadi.
Ø Untuk meredakan ketegangan, diadakan perundingan antara pihak RI, Sekutu dan NICA. Hasil perundingan adalah Bandung dibagi menjadi 2 bagian. Wilayah Bandung Utara diduduki Sekutu, dan Bandung Selatan diduduki RI.
Ø Pada 21 November 1945, TKR melancarkan serangan ke kedudukan Inggris di bagian utara Bandung. Kemudian sekutu mengeluarkan ultimatum pertama yang menginginkan agar TKR dan semua pejuang Indonesia segera meninggalkan Bandung Utara selambat-lambatnya tanggal 29 November1945.
Ø Ultimatum pertama yang dihiraukan membuat Sekutu mnegeluarkan ultimatum keduanya pada 23 Maret 1946 yang menginginkan agr seluruh pejuang RI meninggalkan Kota Bandung.
Ø Hari itu juga, seluruh warga Bandung meninggalkan Bandung dan di malam itu pula Bandung dibumi hanguskan.
Ø Muhammad Toha (Komandan RI)
Ø Brigadir MacDonald (Komandan pasukan Inggris)
Ø Kolonel Abdoel Haris Nasoetion (Komandan Divisi III TRI yang mengumumkan pengevakusian warga Bandung)
Ø Ramdan (rekan M.Toha)
10.
Pertempuran Puputan Margarana.
Desa Ageng, Kecamatan Margarana, Tabanan, Bali, 20 November 1946.
Ø Keinginan Belanda mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT).
Ø Pada 20 November 1946, pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil merebut senjata polisi NICA di Tabanan. Kemudian sejak pagi-pagi buta, Belanda mulai melakukan pengurungan terhadap Desa Marga. Sekitar pukul 10.00 mulai terjadi pertempuran antara pasukan NICA dan pasukan Ngurah Rai. Karna jumlah pasukan yang tidak seimbang, pihak RI dapat dikalahkan dan Belanda berhasil membangun NIT.
Ø Kolonel I Gusti Ngurah Rai (Komandan pasukan RI di Bali)
11.
Pertempuran Merah Putih di Biak.
Biak, Papua 14 Maret 1948.
Ø Keberadaan sekutu dan NICA di Papua setelah kemerdekaan RI.
Ø Setelah berita kemerdekaan, rakyat Papua menyerang kamp NICA di Tangsi Sorido.Sekutu bersama NICA melarang segala kegiatan politik dan pengibaran bendera merah putih oleh para pemuda Irian.
Ø Kemudian para pemuda Biak dibawah pimpinan Joseph, melancarkan aksi pengibaran bendera merah putih di seluruh penjuru Biak. Aksi ini mendapat perlawanan dari Belanda dan menimbulkan pertempuran. Dikarenakan kekuatan musuh lebih kuat aksi ini pun dapat digagalkan.
Ø Martin Indey (pimpinan KNI Daerah Papua)
Ø Lucas Roemkoem (pimpinan Partai Indonesia Merdeka di Biak)
Ø Joseph
12.
Pertempuran di Palembang.
Palembang, 1-5 Januari 1947.
Ø Belanda menuntut agar Kota Palembang dikosongkan.
Ø Penolakan para pemuda terhadap tuntutan Belanda untuk mengosongkan wilayah Palembang, mengakibatkan meletusnya pertempuran. Untuk mengulur waktu, Belanda pun mengajak berunding.
Ø Pada saat perundingan sedang berjalan pada tanggal 1 Januari 1947 pertempuran meletus kembali. Dalam pertempuran, Belanda menggunakan pesawat terbang serta banyak senjata-senjata berat. Para pejuang kemerdekaan RI memberikan perlawanan gigih dan berhasil membuat kerugian cukup besar pada pihak Belanda. Kapal Belanda tenggelam di Sungai Musi, banyak alat perang yang hancur dapat dilumpuhkan.
Ø Seperlima kota Palembang hancur setelah pertempuran berlangsung selama 5 hari 5 malam. Pada tanggal 6 Januari 1947, akhirnya dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan RI di Palembang.
Ø Letda Ali Usman (pimpinan Batalyon Geni)
113.
Serangan Umum1 Maret 1949.
Yogyakarta, Jawa Tengah, 1 Maret 1949.
Ø Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pemerintah RI masih ada dan TNI masih mempunyai kekuatan untuk melakukan perlawanan.
Ø Mematahkan moral pasukan Belanda.
Ø Pada malam hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan TNI telah mendekati kota dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan ke dalam kota.
Ø Pada tanggal 1 Maret 1949, ± pukul 06:00 WIB sewaktu sirine tanda jam malam telah berakhir berbunyi, serangan umum dilancarkan dari segala penjuru kota.
Ø Pasukan Belanda yang tanpa persiapan, seketika kalang kabut menghadapi pasukan TNI. Pihak Belanda segera memanggil bantuan dari kota lain.
Ø Pasukan TNI berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama 6 jam sesuai dengan rencana semula. Pukul 12:00 WIB, pasukan TNI mulai mundur keluar kota sebelum pasukan bantuan Belanda tiba.
Ø Letnan Kolonel Soeharto (pimpinan pasukan TNI dari Brigade 10/Wehkreise III)
Ø Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Kepala DIY)
Ø Letnan Kolonel Ventje Sumual (pimpinan penyerangan sektor barat)
Ø Mayor Sardjono (pimpinan penyerangan sektor selatan dan timur)
Ø Mayor Kusno (pimpinan penyerangan sektor utara)
Ø Letnan Amir Murtono (pimmpinan penyerangan sektor Kota)
Ø Letnan Masduki (sektor kota)



Perjuangan Diplomasi (Perundingan)

No.
Nama Perundingan
Tempat dan Waktu Kejadian
Faktor-Faktor Penyebab
Isi Perjanjian
Tokoh-tokoh Indonesia/Asing yang Terlibat
1.
Perundingan Linggarjati.
Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, 10-15 November 1946.
Ø Gagalnya perundingan Hooge Value dan gencatan senjata antara Belanda dengan Indonesia.
Ø Pengakuan secara de facto Pemerintah Belanda terhadap RI atas Jawa, Sumatera dan Madura.
Ø Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama menyelenggarakan berdirinya negara federasi bernama Negara Indonesia Serikat (RIS).
Ø Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Ratu belanda.
Ø Sutan Sjahrir (wakil RI)
Ø Prof. Schermerhorn
(wakil Belanda)
Ø Lord Killearn (pihak penengah dari Inggris)
2.
Agresi Militer Belanda-I.
Kota-kota besar di Jawa dan daerah-daerah strategis di Sumatra, 21 Juli 1947.
Ø Adanya perbedaan penafsiran terhadap isi Perjanjian Linggarjati.
Ø Belanda melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Tujuan Agresi Militer Belanda-I :
Ø Tujuan politik = mengepung ibu kota RI dan menghapuskan kedaulatan RI.
Ø Tujuan Ekonomi = merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor.
Ø Tujuan militer = menghancurkan TNI.
Ø Pasukan Belanda
Ø Pasukan Indonesia
3.
Komisi Tiga Negara (KTN).
25 Agustus 1947.
Ø Permusuhan antara Indonesia dengan Belanda yang tak kunjung usai.
Tujuan dibentuknya KTN :
Mengawasi secara langsung penghentian tembak-menembak antara Indonesia-Belanda sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Anggota KTN :
Ø BelgiaPaul Van Zeeland
(dipilih Belanda)
Ø Australia→Richard Kirby (dipilih Indonesia)
Ø ASDr. Frank Graham (dipilih kedua negara)
4.
Perundingan Renville.
Kapal Amerika Serikat (USS Renville), 8 Desember 1947 - 17 Januari 1948.
Ø Diprakarsai oleh KTN agar Indonesia dan Belanda segera menghentikan pertikaian.
Ø Penghentian tembak-menembak.
Ø Wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi Van Mook, di mana Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian dari wilayah RI. Dan daerah-daerah di belakang Garis Van Mook harus dikosongkan dari pasukan RI.
Ø Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah yang didudukinya melalui plesbisit (Jajak pendapat) terlebih dahulu.
Ø Dalam pembentukan Uni Indonesia-Belanda, Negara Indonesia Serikat akan sederajat dengan Kerajaan Belanda.
Ø Pemerintah Indonesia harus menarik seluruh pasukannya dari daerah-daerah gerilya di daerah yang diduduki Belanda kembali ke wilayah RI.
Ø TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Ø Anggota KTN
Ø R. Abdul Kadir
Ø Wijoyoatmodjo (delegasi Belanda)
Ø PM Mr. Amir Syarifuddin
(delegasi Indonesia)
5.
Agresi Militer Belanda-II.
Yogyakarta, 19 Desember 1948.
Ø Belanda mengingkari kesepakatan dalam Perundingan Renville.
Tujuan Agresi Militer Belanda-II :
Menghancurkan Republik dan pemerintahan Indonesia.
Ø Ir. Soekarno
Ø Drs. Moh. Hatta
Ø Syafruddin Prawiranegara
6.
Perjanjian Roem Royen.
Hotel Des Indes, Jakarta, 14 April – 7 Mei 1949.
Ø Diprakarsai oleh UNCI agar Indonesia dan Belanda segera menghentikan permusuhan dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan.
Ø Menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sbelum KMB di Den Haag.
Delegasi Indonesia menyatakan :
Ø Menghentikan perang gerilya.
Ø Bekerja sama mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban serta keamanan.
Ø Kesediaan pemerintah RI menghandiri KMB. (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag.
Delegasi Belanda menyatakan :
Ø Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta.
Ø Menghentikan seluruh gerakan militer dan membebaskan para pemimpin RI serta semua tawanan politik pada saat Agresi Militer II.
Ø Tidak mengakui dan tidak akan mendirikan daerah-daerah kekuasaan RI sebelum 19 Desember 1948.
Ø Menyetujui RI sebagai bagian dari RIS.
Ø  Segera mengadakan KMB setelah pemerintahan RI kembali ke Yogyakarta.
Ø Mr. Moh. Roem
(delegasi RI)
Ø Dr. J. H. Van Royen (delegasi Belanda)
7.
Konferensi Inter Indonesia.
·  KII-I = Yogyakarta, 19-22 Juli 1949.
·  KII-II = Jakarta, 30 Juli – 2 Agustus 1949.
Ø Persiapan dengan melakukan pendekatan terhadap BFO terutama mengenai pembentukan RIS dan untuk menciptakan satu front menghadapi Belanda.
Ø Konferensi ini juga bertujuan untuk mengadakan rekonsiliasi antara RI dan BFO yang dianggap boneka Belanda.
Kesepakatan pada KII-I :
Ø Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).
Ø RIS dikepalai oleh seorang presiden konstitusional, dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.
Ø Akan dibentuk dua badan perwakilan, DPR dan Dewan Perwakilan negara bagian (Senat).
Ø Pemerintah Federal Sementara akan menerima kedaulatan dari pihak Belanda dan RI.
Ø Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional.
Ø TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL.
Ø Pertahanan negara adalah hak pemerintah RIS. Negara bagian tidak memiliki angkatan perang sendiri.
Kesepakatan pada KII-II :
Ø Membentuk panitia persiapan nasional yang bertugas menyelenggarakan suasana tertib sebelum dan setelah Konferensi Meja Bundar (KMB).
Ø Drs. Moh. Hatta
8.
Perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB).
Ridderzaal, Den Haag, Belanda, 23 Agustus – 2 November 1949.
Ø Untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan perang dan kekerasan.
Ø Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
Ø Masalah status Karasidenan Papua (Irian Barat) akan diselesaikan dalam waktu setahun sesudah pengakuan kedaulatan.
Ø Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerja sama.
Ø Pengembalian hak milik Belanda oleh RIS dan pemberian hak konsensi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
Ø RIS harus membayar semua hutang Belanda sejak tahun 1942.
Ø Tentara Belanda ditarik dari Indonesia.
Ø Tentara Hindia Belanda seperti KNIL dapat ditampung dalam APRIS.
Ø Pemerintah RIS menerima pegawai pemerintah dari Belanda.
Ø Hubungan kebudayaan diataskan atas dasar sukarela dan bersifat timbal balik.
Ø Badan-badan budaya yang mempunyai nilai budaya sangat penting yang dimiliki Belanda dikembalikan kepada pihak RIS.
Ø PM Belanda, W. Dress
Ø Drs. Moh. Hatta
(delegasi Indonesia)
Ø J.H. van Maarseveen (delegasi Belanda)
Ø Sultan Hamid II
(delegasi BFO)
Ø Chritchley, Merle Cochran, dan Heermans (delegasi UNCI)


Alhamdulillah, semoga post-an Adzra kali ini dapat membantu teman-teman semua yaa. Jangan lupa, gunakan data ini sebaik mungkin, jangan main coppas aja lho! Hahaha, inget ada malaikat yang selalu mengawasi kalian.
Oke, sekian dulu ya dari Adzra, sampai bertemu di lain kesempatan daaaa..
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu